Yasuhiro Sekiguchi
(Universitas Yamaguchi, Jepang)
(Universitas Yamaguchi, Jepang)
Norma
yang diterapkan dikelas khususnya di jepang meliputi
1. Norma
efisiensi
Guru
memberikan suatu persoalan matematika yang kemudian dikerjakan oleh
siswa-siwanya. Pada kesempatan ini seorang guru di jepang tersebut meminta
siswa nya bernama Kori untuk menyelesaikan di papan tulis , guru tersebut
sengaja memilih Kori karena ia telah diamati pada pelajaran sebelumnya telah
memecahkan masalah yang berbeda dari siswa lainnya. Setelah ia menuliskan jawabannya, ada siswa bernama
Suzu menanggapi jawaban Kori. Ia pun menuliskan jawabannya di papan tulis.
Ternyata jawaban Suzu untuk menyelesaikan persolan tersebut lebih sederhana dan
tidak sesulit jawaban Kori.
Dari
penyelesaian yang berbeda kedua siswa tersebut siswa lainnya dapat
membandingkan dan menyimpulkan mana penyelesaian yang efisiensi dan mana yang
tidak.
2. Norma
ide penting dalam menyelesaikan persoalan yang tidak efisien
Efisiensi
bukan satu-satunya nilai yang ada dalam menyelesaikan matematika. ide-ide baru
untuk mengembangkan cara-cara baru dalam memecahkan masalah sama-sama penting
dalam matematika. Ide-ide tersebut dapat ditemukan melalui berbagai cara
misalnya dari cara yang tidak efisien, atau usaha yang gagal dalam
menyelesaikan persoalan matematika di kelas ini. Seperti jawaban yang
dituliskan oleh Kori walaupun jawaban tersebut tidak efisien bukan berarti
jawaban tersebut salah sepenuhnya, malah terkadang dalam tidak efisien tersebut
terselip ide-ide penting.
3. Norma
kebenaran harus dibuktikan dahulu
Matematika
secara tradisional ditulis dengan cara deduktif , harus di ikuti dengan aksioma
, definisi , atau teorema yang sudah terbukti ,kemudian di lanjutkan oleh nalar
yang logis. Seperti norma ini ditekankan terutama dalam pengajaran pembuktian
dalam geometri di Jepang.
4. Norma
akurasi lebih dihargai daripada kecepatan.
Dalam
pembelajaran di jepang khususnya matematika, mendirikan kebenaran adalah salah
satu tujuan yang paling penting. Dalam sejarah matematika, banyak matematikawan
telah berusaha untuk mendirikan kebenaran "dugaan". Oleh karena itu,
akurasi dari solusi sering lebih dihargai daripada efisiensi, meskipun dalam
penerapan matematika ke dunia nyata, efisiensi kadang-kadang lebih dihargai.
Untuk
mengembangkan norma-norma tersebut setidaknya ada tiga strategi yang digunakan
guru yaitu
1. Menggunakan
karya siswa
Guru
menjelaskan norma-norma menggunakan hasil pekerjaan siswa. Mereka diminta untuk
menyelesaikan suatu permasalahan atau persoalan terlebih dahulu kemudian dari
hasil tersebut guru membimbing mereka untuk menemukan hasil yang sesuai dengan
norma.
2. Membuat
perbandingan
Guru
sekolah dasar di Jepang sering meminta siswa untuk mempresentasikan ide mereka
sendiri atau solusi dari suatu masalah di papan tulis. Lalu mereka
membandingkan tulisan mereka dan berdiskusi tentang apa yang mereka ketahui
tenang tulisan tersebut.
3. Memberikan
perhatian terhadap siswa yang tidak sesuai dengan aturan atau norma
Dalam
proses pembelajaran tidak selamanya semua siswa dapat mengikuti norma-norma,
ada juga diantara mereka yang menyimpang dari norma. Untuk itulah peran guru memberikan
perhatian yang lebih dengan mengarahkan mereka agar tidak keluar dari norma.
Sumber : 2005. In Chick,
H.L. & Vincent, J.L. (Eds). Proceedings of the 29th Conference
of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol. 4, pp. 153-160.
Melbrourne : PME
Tidak ada komentar:
Posting Komentar